SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM BAGIAN I
Resume
Disusun Untuk Memenuhi
Tugas Mandiri Mata Kuliah Sejarah Pendidikan Islam Pada Jurusan Pendidikan
Agama Islam Semester II
Disusun Oleh :
Karim Pamela
NIM. 14111110141
Dosen Mata Kuliah Sejarah
Pendidikan Islam
Drs. H. Taqiyuddin,
M.Pd.
INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI SYEKH NURJATI CIREBON
TAHUN 2012
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr. Wb.
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah banyak memberikan beribu-ribu nikmat kepada kita umatnya.
Rahmat beserta salam semoga tetap tercurahkan kepada jungjunan kita, pemimpin
akhir jaman yang sangat dipanuti oleh pengikutnya yakni Nabi Muhammad SAW.
Resume yang berjudul “SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM BAGIAN
I” ini sengaja di bahas karena sangat penting untuk kita khususnya sbagai
mahasiswa yang berada di jurusan Pendidikan Agama Islam sebagai calon pendidik.
Pada pembahasan ini akan dijelaskan secara singkat tentang apa itu sejarah,
bagaimana proses terbentuknya pendidikan dan manfaaf mempelajari sejarah
pendidikan.
Selanjutnya, penyusun mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan pengarahan-pengarahan sehingga dapat
menyelesaikan resume ini dengan tepat waktu. Tidak lupa juga kepada Bapak Drs.
H. Taqiyuddin, M.Pd. selaku dosen Sejarah Pendidikan Islam untuk memberikan
sarannya agar penyusunan resume ini lebih baik lagi.
Demikian, semoga resume ini bermanfaat khususnya
bagi penyusun dan umumnya semua pihak yang membaca resume ini.
Cirebon, Maret 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................
C.
Tujuan
Pembahasan................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Mengenal Sejarah.....................................................................
B. Proses Terbentuknya
Pendidikan...........................................
C.
Kegunaan
Mempelajari sejarah Pendidikan.........................
BAB IVPENUTUP
A. Kesimpulan...............................................................................
B.
Rekomendasi.............................................................................
LAMPIRAN
1. Daftar Pustaka.........................................................................
2.
Biodata
Penulis.........................................................................
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam
pembahasan yang berkaitan tentang sejarah. Banyak paradigma orang bahwasannya
sejarah itu hanya kejadian masa lalu. Tetapi tidak demikian. Dalam kesempatan
ini akan sedikit disinggung tentang sejarah agar paradigma orang itu bisa
berubah.
Selain
dari sejarah bahwa pendidikan itu ada sejarahnya pula. Tidak langsung terbentuk
adanya pendidikan, tentunya dengan beberapa proses.
Maka
setelah dibahas tentang sejarah dan bagaimana pendidikan itu terbentuk, kita
akan mengetahui kegunaan mempelajari sejarah pendidikan.
B.
Rumusan
Masalah
Sesuai
dengan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka dapat di rumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana
agar kita bisa mengenal sejarah?
2. Bagaimana
proses terbentuknya pendidikan?
3. Apa
saja kegunaan mempelajari sejarah pendidikan?
C.
Tujuan
Pembahasan
Sesuai
dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas, maka adapun tujuan dari
pembuatan resume tentang Sejarah Pendidikan Islam Bagian I ini, yaitu:
1. Mahasiswa
dan mahasiswi mampu mengetahui tentang apa yang namanya sejarah.
2. Mahasiswa
dan mahasiswi harus memahami bagaimana proses terbentuknya pendidikan.
3. Setelah
mengetahui tentang sejarah dan bagaimana proses terbentuknya pendidikan maka
mahasiswa dan mahasiswi harus memahami tentang kegunaan sejarah pendidikan itu
sendiri.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Mengenal Sejarah
1.
Unsur-unsur
Sejarah
Pada
umumnya masyarakat beranggapan bahwa sejarah bukan hanya sebagai suatu
peristiwa yang pernah dan telah terjadi. Sejarah juga dapat sebagai kisah karya
seni bahkan sebagai ilmu. Jika dipelajari secara mendalam maka akan diketahui
ternyata ada beberapa unsur pokok yang ada pada setiap peristiwa yaitu antara
lain pelaku, waktu dan tempat dimana peristiwa itu terjadi.
Ada
empat unsur bagi kita untuk mengenal dan memberikan makna kepada setiap
peristiwa, yaitu: Manusia (man),
waktu (time), peristiwa (an accident) dan penulis atau pencatat (recorder).
Manusia (man). Unsur
pertama dan utama yang sangat menentukan dalam membicarakan dan mempelajari
peristiwa adalah manusia sebagai pelaku atau orang yang terkena peristiwa.
Suatu peristiwa, akan bermakna sejarah jika peristiwa itu menimpa pada diri
seseorang atau sekelompok orang.
Waktu (time, al-saab). Ketika
suatu peristiwa menimpa pada seseorang atau sekelompk orang maka akan timbul
pertanyaan kapan (when). Waktu bisa
disebut juga masa. Dalam ilmu bahasa terbagi dalam ketiga kelompok besar yaitu
masa lalu (past tens), masa sekarang (now) dan masa yang akan datang (future tens). Menurut Mas Kunto (2004;
14) juga menuliskan bahwa sejarah adalah ilmu tentang waktu karena sejarah
selalu membicarakan tentang kapan suatu peristiwa yang mengena pada seseorang
atau sekelompok orang.
Peristiwa (an accident). Peristiwa
dalam hal ini adalah sesuatu yang telah terjadi pada manusia dan telah berlalu.
Menurut suparman (2004: 4) peristiwa sejarah adalah peristiwa yang bersifat
kekal dan unik. Kekal maksudnya tidak berubah-ubah. Unik maksudnya sejarah itu
hanya terjadi satu kali dan tidak pernah terulang.
Pencatat dan Penulis (recorder and writer). Petugas
pencatat atau penulis sejarah adalah seseorang atau kelompok orang yang karena
ketekunan atau karena latar belakang pendidikannya. Karena untuk jadi pencatat
atu penulis sejarah yang baik dibutuhkan ilmu pengetahuan, keterampilan,
ketekunan dan dedikasi seta wawasan yang luas.
2.
Kriteria
dan Makna Sejarah
a. Kriteria
sejarah
Memberikan
suatu pengertian terhadap sejarah bukanlah persoalan mudah, sebab sejarah tidak
hanya berkaitan dengan perilaku lahiriyah orang yang terkena peristiwa,
melainkan juga dengan sikap kejujuran scara ruhiniah. Beberapa kriteria yang
menjadi suatu keharusan dalam mengkaji suatu ilmu sejarah yaitu:
· Sistematis
yaitu kumpulanperistiwa masa lalu yang diceritakan secara teratur, runtut,
konsisten dan tidak saling bertentangan.
· Focus of interest yaitu
berobyek pada manusia masyarakatnya dalam mewujudkan peradaban manusia yang
bermartabat.
· Empiris
yaitu cerita tentang aktivitas manusia diperoleh melalui pengalaman dengan
jalan mengalami atau dapat diamati secara realitas.
· Rasional
dan obyektif yaitu peristiwa masa lampau dari aktivitas manusia mengandung
unsur dapat diterima menurut logika yang sah dan dapat diterima oleh orang
lain.
· Bermetode
yaitu dalam rekonstruksi peristiwa masa lampau menurut aturan-aturan tertentu.
· Dapat
diferivikasi yaitu peristiwa yang terjadi pada masa lampau itu dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
b. Kriteria
dan Makna sejarah
Kata
sejarah diambil dari bahasa arab yaitu kata syajara
yang berarti terjadi, syarajah
yang berarti pohon. Kata pohon silsilah dalam konteks sejara, sebagian penulis
sejarah mengidentikannya dengan silsilah keturunan manusia.
3.
Fungsi
dan Kegunaan Sejarah
Berfungsi
sebagi ilmu pengetahuan, sebagai cara memandang masa lalu dan sebagai
pernyataan pendapat dan sebagai profesi. Sejarah memiliki 4 fungsi yaitu:
a. Fungsi
didaktis yaitu memberikan bimbingan dalam menerapkan system pembinaan yang
tepat.
b. Fungsi
koperatif yaitu mendorong untuk mengadakan perbandingan diantara berbagai
konsep dan teori yang telah ada sehingga dapat memilih teori mana ang sesuai
dengan kebutuhan masyarakatnya.
c. Fungsi
konsulatif yaitu memberikan petunjuk dalam mengembangkan kegiatan kearah yang
lebih bermutu.
d. Fungsi
legitimasi aitu memberikan motivasi dan contoh yang baik dalam usaha inovasi.
B. Proses Terbentuknya
Pendidikan
Manusia
dan pendidikan tidak bisa dipisahkan. Proses penciptaan adam dengan
terselenggarakannya pendidikan adalah beriringan. Karena itu manusia dan
pendidikan bagaikan setali mata uang, keduanya saling mendukung, saling memberi
dan saling ketergantungan (interdependent).
Manusia tanpa pendidikan, ia seakan-akan tidak memiliki panduan dan pedoman
hidup. Pada saat yang sama, pendidikan yang tidak diselenggarakan oleh manusia
tidak akan terwariskan kepada generasi berikutnya atau bahkan sirna sama
sekalin dari muka bumi ini.
Seseorang
atau sekelompok orang yang menerima materi pendidikan dalam Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional 2003 disebut peserta didik yaitu murid bagi mereka
yang belajar di madrasah, siswa bagi yang di sekolah, santri bagi mereka yang
dipondok pesanteren dan warga belajar bagi mereka yang belajar di
lembaga-lembaga pendidikan kursus.
1.
Hakekat
Pendidikan
Pendidikan
sebagai proses upaya meningkatkan nilai peradaban individu atau masyarakat dari
suatu keadaan tertentu menjadi suatu keadaan yang lebih baik, institutional
peranan dan fungsinya semakin dirasakan oleh sebagian besar masyarakat. Karena
itu keberadaan suatu lembaga pendidikan di suatu daerah, merupakan salah satu
factor penentu dalam upaya peningkatan kualitas masyarakat di daerah tersebut.
Melalui lembaga pendidikan akan dapat diketahui berkualitas atau tidaknya
masyarakat, akan dapat diketahui juaga kemampuan dalam menilai dan kemauan
masyarakat dalam memanfaatkan produk-produk ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kata
pendidikan dalam kamus besar bahasa Indonesia (1994) diartikan sebagai, “proses
perubahan sikap dan tatalaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.” WJS Purwa
Daarwinta (1985) menjelaskan bahwa kata pendidikan berasal dari kata dasar
didik yang artinya,”memelihara dan member latihan mengenai akhlak dan
kecerdasan.” Kemudian diberi awalan pe dan akhiran an kemudian menjadi kata
pendidikan maka artinnya berkembang menjad, ”perbuatan tentang mendidik.”
Good
V Carter melalui Dictionary of Education (1945)
dituliskan bahwa, pendidikan adalah kumpulan dari semua proses yang
memungkinkan seseorang mengembangkan kemampuan, sikap dan bentuk-bentuk prilaku
yang bernilai positif di dalam masyarakat di dalam ia hidup.
Crow
& Crow yang pendapatnya dikutif Wasti Sumanto dan Hendyat Soetopo, (1982:
11), “pendidikan adalah proses pengalaman yang memberikan pengertian pandangan dan
penyesuaian bagi seseorang yang menyebabkan ia semakin berkembang.
2.
Proses
Terbentuknya Lembaga Pendidikan
Pendidikan
bagi bangsa Indonesia adalah suatu proses usaha yang dilakukan secara sadar
untuk menungkatkan nilai prilaku individu masyarakat, dari keadaan tertentu ke
suatu keadaan yang lebih baik. Karena itu ditinjau dari segi historysnya,
pendidikan terjadi dari unit yang kecil pada suatu masyarakat yaitu antara
istri dan suami, kemudian berproses hingga keluarga besar. Pada proses
berikutnya pendidikan terjadi di lingkungan masyarakat terbatas sampai ke
lingkungan masyarakat yang terorganisir.
RM.
Mac Iver (1962) untuk memahami terwujudnya suatu lembaga pendidikan, perlu
diketahui terlebih dahulu makna dan bagaimana proses pembentukannya. Lembaga
adalah prosedur yang tetap bentuknya dalam melakukan kegiatan-kegiatan
kelompok. Sedangkan lembaga pendidikan merupakan perwujudan dari hubungan antar
personal yang didasari oleh berbagai motif yang menjadi intensif ke satu arah
dan kurang intensif kea rah yang lain.
3.
Jenis
dan Bentuk Lembaga Pendidikan
Dalam
teori pendidikan dikenal ada tiga pusat penyelenggara pendidik atau “Tri Pusat
Pendidikan”. Ketiga pusat pendidikan itu adalah keluarga, masyarakat dan
pemerintah,pendidikan yang diselenggarakan di lingkungan keluarg, bisa disebut
pendidikan informal, pendidikan yang dilakukan oleh masyarakat, di
tengah-tengah masyarakat dan untuk masyarakat, disebut pendidikan non formal.
Sedangkan pendidikan yang difasilitasi dan dikelola secara beraturan oleh
pemerintah atau swasta disebut pendidikan formal.
C. Kegunaan Mempelajari
Sejarah Pendidikan
Jika
kita simak historiografi secara
normatif, kita akan dapat memaklumi mengapa disiplin historiografi dianggap bernilai bagi para ilmuan social. Sebab
salah satu kaidah dasar penelitian sejarah adalah menggunakan
sumber-sumber utama yakni sumber primer.
Sumber primer merupakan gudang timbunan data historis yang asli, seperti
rekaman asli yang menyimpan kejadian-kejadian penting, paparan yang merupakan
kesaksian untuk suatu peristiwa, selembar foto, notulen rapat-rapat organisasi.
Sedangkan yang dimaksud dengan sumber sekunder ialah catatan-catatan peristiwa
historis rekaman dari sumber asli.
Menurut
Kerlinger, paling tidak ada dua norma lain dalam historiografi yaitu apa yang diistilahkan dengan kritik eksternal
dan kritik internal. Para sejarawan secara kritis meniliti, memeriksa keaslian
sumber data, atau lebih tepatnya memeriksa sumber data untuk mengetahui
kebenaran atau validitasnya.
Sejarah
pendidikan sebagai pengetahuan merupakan informasi tentang masa lalu yang
berhubungan dengan aktifitas manusia dalam bidang pendidikan.akan tetapi
sejarah pendidikan sebagai ilmu (science)
merupakan kumpulan pengetahuan tentang masa lalu dari aktifitas manusia
dalam bidang pendidikan yang dapat dijadikan sebagai bahan studi untuk
memperoleh pengertian dalam bentuk analisa sintesa yang memperjelas
aspek-aspek: (1) Deskripsi meliputi aspek fungsional (what), aspek geografis (where),
aspek biografis (who), aspek
kronologis (when). (2) Sintesis yang
meliputi aspek-aspek yang berkaitan dengan interpertasi tentang mengapa (whay) peristiwa itu terjadi, dan kemana
arah (where to) peristiwa itu
selanjutnya.
Bagian
terkecil dari kegunaan mempelajari ilmu sejarah pendidikan sebagaimana ditulis
Djumhur dan Danasaputera (1974: 2) bahwa:
1. Dengan
mempelajari sejarah pendidikan, kita akan memperoleh pengertian fungsi
pendidikan dalam keseluruhan kebudayaan.
2. Sejarah
pendidikan mengajar kepada kita untuk membedakan mana yang bernilai tinggi dan
mana yang tidak, sehingga kita terhindar dari tindakan yang salah dan sesat
dalam melaksanakan usaha-usaha pendidikan.
3. Sejarah
pendidikan memberikan kita tentang pegangan, sehingga tidak akan terjadi suatu
penilaian atau menganggap rendah terhadap hal-hal yang tel;ah lama dan
menganggap tinggi terhadap hal-hal yang baru.
4. Dengan
mempelajari sejarah pendidikan, kita akan sadara bahwa pendidikan hendaknya
disesuaikan atau diselaraskan dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada ilmu
pengeetahuan dan teknologi.
5. Sejarah
pendidikan menginsyafkan kepada kita bahwa pendidikan sangat penting.
6. Dengan
mempelajari sejarah pendidikan, kita memperoleh contih yang baik.
BAB
IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sesuai
dengan poembahasan yang telah dipaparkan diatas maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Sejarah
itu terdiri dari beberapa unsur diantarantanya ada manusia, waktu, peristiwa
dan pencatat. Sejarah harus seesuai dengan criteria. Yaitu harus sistematis,
berobyek, empiris, rasional, bermetode dan dapat diverifikasi.
2. Proses
terbentuknya pendidikan yaitu saecara informal, non formal dan formal.
3. Kegunaan
mempelajari sejarah dapat mengupayakan pelaksanaan pendidikan yang bermutu.
B.
Rekomendasi
Masih
banyak kekurangan dalam penyusunan resume ini. Harapan sebagai penyusun adalah menerima
kritikan dan saran dari pembaca, karena itu suatu hal kepada penyusun untu
kesempurnaan dalam membuat resume ini.
Semoga
resume yang disusun secara singkat ini bisa bermanfaat untuk kita semua selaku
peserta didik yang akan menjadi pendidik di masa yang akan datang,
Lampiran 1
DAFTAR
PUSTAKA
Taqiyuddin. 2011. Pendidikan Islam dalam Lintas Sejarah Nasional. Cirebon: CV.
Pangger.
BIODATA PENULIS
Nama : Karim Pamela
TTL : Ciamis, 14 Juni 1992
Asal Sekolah : SMA Negeri 1 Rancah
Alamat Rumah : Jl. Ujung Pandang Blok C Nuansa Majasem
No. Hp : 083877094747
Tidak ada komentar:
Posting Komentar